Islam Gizi dan Kesehatan; Patuhi Tata Cara Makan Dalam Islam, Anda Akan Sehat!
Islam memberikan perhatian khusus terhadap
masalah makanan. Al-Quran dan hadis menyebutkan sejumlah nama makanan yang
bernilai tinggi. Salah satunya adalah madu yang memiliki khasiat pengobatan.
Selain itu al-Quran juga menyinggung sejumlah nama buah di antaranya buah tin
dan kurma serta buah lainnya yang mengandung begitu banyak nutrisi yang
dibutuhkan manusia. Sebaliknya, Islam melarang manusia mengkonsumsi minuman
keras serta makanan haram dan menjelaskan dampak buruknya bagi kesehatan fisik
dan mental.
Saking pentingnya masalah kesehatan, ajaran Islam
menjelaskan ketentuan mengenai kebersihan bahan makanan. Membersihkan buah dan
sayuran sebelum dikonsumsi, demikian juga mencuci daging sebelum dimasak sangat
ditekankan dalam ajaran Islam. Anjuran itu banyak bisa ditemukan dalam berbagai
hadis Rasulullah Saw dan Ahlul baitnya. Islam juga menekankan untuk bersikap
seimbang dalam konsumsi dan melarang berlebihan dalam makan karena lambung yang
terlalu penuh diisi makanan dan minuman menjadi sumber bersarangnya berbagai
macam penyakit.
Selain berbagai ketentuan mengenai makan dan
minum, Islam juga mengajarkan etika makan dan minum. Ajaran Islam begitu
memperhatikan etika makan dan minum. Memperhatikan etika makan, selain berperan
besar bagi kesehatan manusia, juga mengandung pelajaran-pelajaran moral dan
pendidikan yang sangat bernilai.
Islam mengkategorikan pembahasan etika makan dan
minum menjadi tiga bagian yaitu etika sebelum makan dan minum, pada saat makan
dan minum dan setelahnya. Salah satu yang sangat ditekankan dalam Islam adalah
mencuci tangan sebelum makan dan membuka sepatu. Rasulullah berkata,
"Ketika makan bukalah sepatumu, karena perbuatan itu sangat indah."
Poin lain yang ditekankan dalam Islam adalah
menyebut nama Allah Swt sebelum makan. Terkait hal ini, Imam Ali kepada
sahabatnya Kumail berkata, "Wahai Kumail, ketika hendak makan ingatlah
nama Allah yang mengingat dan menyebutnya akan menyembuhkan seluruh
penyakit."
Memulai makan dengan menyebut nama Allah Swt
disamping memperhatikan kebersihan dan kesehatan makanan bermakna memohon
perlindungan Allah dari serangan berbagai penyakit.
Mencicipi sedikit garam sebelum makan sangat
dianjurkan dalam Islam. Terkait hal ini Rasulullah Saw bersabda,
"Cicipilah sedikit garam sebelum makan." Dalam riwayat lainnya,
beliau berkata, "Allah swt mewahyukan kepada Musa untuk memulai dan
mengakhiri makan dengan mencicipi sedikit garam."
Hassan Ravazadeh, ahli pengobatan tradisional
Iran mengungkapkan khasiat garam alami yang bukan produk industri sebagai obat
antibakteri. Beliau mengatakan, "Mencicipi sedikit garam natural sebelum
makan menyebabkan mikroba dalam lambung yang berkumpul dalam mulut akan binasa."
Kini, pakar medis berkeyakinan bahwa mengkonsumsi
garam sebelum makan akan membersihkan daerah mulut dari bakteri dan kotoran
lainnya, sekaligus menyiapkan mulut dari beragam makanan yang akan
dikonsumsi."
Dr. Tomanianes dalam bukunya berjudul
"Hygienic Ruler in Islam" menjelaskan efek mencicipi garam sebelum
makan bagi kesehatan manusia. Dia mengatakan, "Air liur yang mengalir dari
kelenjar yang bercampur dengan makanan akan menyebabkan makanan lebih cepat
turun dari tenggorokan dan dicerna lebih baik. Garam dalam mulut sebelum makan
bertindak sebagai stimulan di mulut dan mengkatalisis pembuangan air liur. Oleh
karena itu akan membuat pencernaan makanan lebih mudah." Dia menambahkan,
garam yang masuk ke perut yang kosong akan membuat pencernaan lebih mudah dan
lebih cepat mencerna makanan.
Anjuran lain dari ajaran Islam mengenai etika
makan dan minum adalah menggunakan tangan kanan dan memulai makan dengan yang
ringan. Imam Ridha menekankan bahwa makanan ringan harus dipilih berdasarkan
selera dan kebiasaan tubuh seseorang, tempat tinggal dan zamannya. Instruksi
Imam Ridha ini didukung oleh ahli gizi modern yang menyarankan sup, salad dan
sayuran sebagai makanan ringan menjadi pembuka makan.
Islam juga menganjurkan suapan kecil untuk memudahkan penngunyahan dengan baik. Ahli gizi mengatakan suapan makanan terlalu besar akan mempersulit mengunyahnya sehingga proses pengunyahan tidak berlangsung secara baik. Sebaliknya, jika kita mengambil suapan maupun kecil, akan memicu air liur yang cukup di dalam mulut yang efektif dalam pencernaan makanan.
Selain itu, Islam juga menganjurkan untuk menghindari banyak minum air saat makan. Sebuah hadis dari Rasulullah mengungkapkan bahwa air minum yang terlalu banyak saat makan akan mengganggu kesehatan, kecuali orang itu sangat haus atau potongan terjebak di tenggorokan. Kini, para ahli medis mulai menemukan bahwa bahwa air minum saat makan akan menyebabkan enzim pencernaan menjadi lebih tipis dan mengganggu metabolisme dan fungsi usus. Namun, minum air dalam jumlah cukup tidak akan membahayakan.
Duduk di taplak meja dengan cara yang santai juga dianjurkan dalam ajaran Islam. Terkait hal ini, Imam Ja'far Shadiq berkata,"Saat makan duduklah di taplak meja dengan santai tanpa tergesa-gesa, karena ini adalah saat ketika rentang kehidupan anda tidak dihitung."
Kini pakar medis mulai menemukan bahwa duduk di meja makan dengan pikiran yang tenang dan cara santai memberikan manfaat bagi fisik dan mental. Islam menegaskan alokasikan waktu yang cukup dalam hal ini, karena makan harus dilakukan tanpa stres dan kecemasan.
Dengan kata lain, lebih banyak waktu harus diambil guna mengunyah makanan untuk menahan diri dari kerakusan. Cobalah anjuran Islam tentang gizi dan kesehatan ini kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan menemukan banyak manfaatnya bagi kesehatan baik mental maupun jasmani. (IRIB Indonesia)
Islam juga menganjurkan suapan kecil untuk memudahkan penngunyahan dengan baik. Ahli gizi mengatakan suapan makanan terlalu besar akan mempersulit mengunyahnya sehingga proses pengunyahan tidak berlangsung secara baik. Sebaliknya, jika kita mengambil suapan maupun kecil, akan memicu air liur yang cukup di dalam mulut yang efektif dalam pencernaan makanan.
Selain itu, Islam juga menganjurkan untuk menghindari banyak minum air saat makan. Sebuah hadis dari Rasulullah mengungkapkan bahwa air minum yang terlalu banyak saat makan akan mengganggu kesehatan, kecuali orang itu sangat haus atau potongan terjebak di tenggorokan. Kini, para ahli medis mulai menemukan bahwa bahwa air minum saat makan akan menyebabkan enzim pencernaan menjadi lebih tipis dan mengganggu metabolisme dan fungsi usus. Namun, minum air dalam jumlah cukup tidak akan membahayakan.
Duduk di taplak meja dengan cara yang santai juga dianjurkan dalam ajaran Islam. Terkait hal ini, Imam Ja'far Shadiq berkata,"Saat makan duduklah di taplak meja dengan santai tanpa tergesa-gesa, karena ini adalah saat ketika rentang kehidupan anda tidak dihitung."
Kini pakar medis mulai menemukan bahwa duduk di meja makan dengan pikiran yang tenang dan cara santai memberikan manfaat bagi fisik dan mental. Islam menegaskan alokasikan waktu yang cukup dalam hal ini, karena makan harus dilakukan tanpa stres dan kecemasan.
Dengan kata lain, lebih banyak waktu harus diambil guna mengunyah makanan untuk menahan diri dari kerakusan. Cobalah anjuran Islam tentang gizi dan kesehatan ini kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan menemukan banyak manfaatnya bagi kesehatan baik mental maupun jasmani. (IRIB Indonesia)
0 komentar:
Posting Komentar